Masuk sekolah baru memunculkan suasana hati yang menyenangkan sekaligus mendebarkan. Menyenangkan karena semuanya serba baru. Tempat baru, suasana baru, seragam baru, teman baru, guru baru dan seterusnya.
Bisa juga mendebarkan karena ada rasa canggung, rasa takut takut tak punya kawan atau tak bisa cepat melebur dengan teman seangkatan/sekelas.
Di situlah kemudian selalu ada masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) bagi murid baru. Sebelumnya pernah menggunakan istilah: masa orientasi sekolah (MOS).

Saatnya Move On
Dulunya, kegiatan orentasi seperti ini identik dengan perploncoan. Bagaimana para senior memberi tugas yang aneh-aneh kepada yunior, bahkan cenderung mempermalukan. Tragisnya, dalam beberapa kasus malah jadi intimidasi dan kekerasan.
Di masa kini, ada kampanye MPLS Ramah. Pada ajaran baru 2025/2026 ini, Kemendikdasmen mencanangkan semboyan: MPLS Cerdas Berkarakter. Semua demi terciptanya MPLS yang menghasilkan pelajar Indonesia yang cerdas dan adab yang baik.
Dalam tulisan ini, penulis ingin mengusulkan konsep yang sejatinya dekat dalam khazanah Islam dan sangat layak menjadi spirit MPLS di sekolah-sekolah Islam, khususnya jenjang SMA dan/atau pondok pesantren (ponpes).
Konsep mempersaudarakan orang per orang dari dua kelompok yang berbeda merupakan cara yang sangat indah. Satu orang muhajirin dipersaudarakan dengan seorang Anshar.
Mengikis Kesenjangan Senior Vs Yunior
Sehingga perlahan tak ada kesenjangan antara pendatang dengan warga setempat. Mengikis gap antara senior dengan yunior. Saling menanggung satu sama lain. Semua setara dalam persaudaraan.
Demikian pula pada konsep MPLS. Tiap kelas di angkatan atas dipersaudarakan dengan kelas Yunior di bawahnya. Kelas atas bertanggung jawab jika ada hal-hal tak baik yang menimpa adik kelasnya.
Lalu, selama MPLS, patut dibuat sejumlah lomba antara pasangan kelas senior-yunior itu. Kelas senior yang berpasangan kelas yunior bertanding dengan pasangan senior-yunior lainnya.
Tiap pasangan akan bahu-membahu. Dengan begitu, akan mengelemininasi aksi bully atau perundungan senior terhadap yuniornya. Pasangan ini patut dipertahankan hingga kelulusan para senior.
Memungkinkan Jadi Program Sepanjang Tahun
Pihak sekolah -melalui bidang kesiswaan- perlu membuat kompetisi yang sehat dan adil. Dan kompetisi ini tidak hanya di masa MPLS namun sepanjang tahun. Tentu kegiatan ini disesuaikan dengan jadwal proses belajar mengajar (PBM).
Semoga dengan mengadopsi persaudaraan Muhajirin & Anshar ini melahirkan kegiatan MPLS yang cerdas dan berkarakter sebagaimana yang dicanangkan Kemendikdasmen. (oleh Oki Aryono, terinspirasi dari penjelasan Dr. Edy Kuntjoro, M.Pd, Juara 1 Kepala Sekolah Berprestasi, Jawa Timur, 2011).
